AC bersih Keluarga kita Sehat

PKS Partai Kita Semua....!!!

Tips Menambah torsi start menggunakan potential relay + starting capacitor pada PSC Motor (seperti motor untuk Kompresor AC Split

Sukses Mulya AC Tegal 0856 4398 1258
Jasa Panggilan Service AC dan Instalasi AC Melayani Tegal Brebes dan sekitarnya

Oleh : Herri Citra & Asep Hermawan

Tips ini bukan untuk kompresor yg macet, tetapi untuk kompresor yg sudah lemah, yg susah start karena torsi start-nya rendah, maka ditambahkan starting capacitor sehingga torsinya naik.

cara ini bisa jadi alternativ yg bsa digunakan sblum memutuskan mengganti compresor,karena tidak semua konsumen langsung bersedia ganti compresor.kalo masalah masa pakai setelah itu, tinggal gambling aja. Kalo pas tahan lama berarti konsumen beruntung, kalo g tahan lama berarti konsumen......... Krn kalo kita liat dari SOP standart international, rusak ya ganti.












Potensial Relay 19003M_lg.jpg





1. Fungsi relay ini untuk mengatasi masalah percikan bunga api pada bimetal pada saat start-up.
2. relay potensial beroperasi karena adanya potensi tegangan pada kumparannya hasil dari lilitan pembantu motor kompresor.
ketika kompresor meningkatkan ke
cepatan, tegangan pada lilitan pembantu juga meningkat.
Ketika tegangan ini mencapai pada nilai pengangkatan, kontak bimetal pada relay pun terbuka.
disaat kompresor terus berjalan, tegangan pada lilitan pembantu akan tetap cukup tinggi untuk menahan kontak relay terbuka. ketika kompresor tidak beroperasi, kontak bimetal pada relay pun menutup.

Pipa kapiler AC R-22 dan orifice danfoos


Sukses Mulya AC Tegal 0856 4398 1258 Melayani Service dan Instalasi AC Tegal dsk


Pipa Kapilair untuk Air Conditioning dgn R-22
Kapasitas............................. Pipa Kapilair
Kompresor(BTU/HR)...........Panjang X I. D...............Panjang X I.D
-------------------------------------------------------------------------------------------
....4500..........................36" X 0,042.................80." X 0,049
....5000..........................25" X 0,042.................64" X 0,049
....5500..........................20" X 0,042................52" X 0,049
....6000..........................40" X 0,049................75" X 0,054
....6500..........................35" X 0,049................65" X 0,054
....7000..........................28" X 0,049.................52" X 0,054
....8000..........................36" X 0,054................65" X 0,059
....9000..........................28" X 0,054.................48" X 0,059
.10.000..........................36" X 0,059.................64" X 0,064
.11.000..........................28" X 0,059.................50" X 0,064
.12.000..........................40" X 0,064.................68 " X 0,070
.13.000..........................32" X 0,064.................56" X 0,070

.14.000..........................44" X 0,070.................70" X 0,075
.15.000..........................36" X 0,070................ 56" X 0,075
.16.000..........................30" X 0,070.................48" X 0,075
.17.000..........................38" X 0,075.................65" X 0,080
.18.000..........................35" X 0,075.................55" X 0,080
.19.000..........................28" X 0,075.................48" X 0,080
.20.000..........................40" X 0,080.................58" X 0,085
Daftar teresbut diatas berdasarkan pada :
-.Suhu kondensasi 130 F ( 54,4 C)
-.Suhu cairan masuk pipa kapiler 115 F (46,1 C)

-. Suhu gas masuk kompresor 65 F (18,3 C)

Pemilihan Orifice katup expansi Danfoos berdasarkan kapasitas :
kapasitas berdasarkan tons ref (TR)
No orifice... R-22 .... R-134a ....R-404a ....R-12..... R-502
0X ............0,15....... 0,11 ......0,11
00 ............0,3.........0,25 ......0,21 .......0,2 ........0,2
01 ............0,7 .........0,5.......0,45.........0,3 .......0,3
02 ............1,0......... 0,8....... 0,6......... 0,5 .......0,6
03............ 1,5......... 1,3 .......1,2 .........1,0....... 1,0
04............ 2,3 .........1,9....... 1,7 .........1,5 .......1,5
05............ 3,0......... 2,5....... 2,2......... 2,0 .......2,0
06 ............4,5 .........3,0....... 2,6......... 3,0....... 3,0

Berdasarkan kapasitas kilowatt (calori)
No orifice... R-22..... R-134a ....R-404a.... R-12..... R-502
0X............. 0,5........ 0,4 .......0,38
00............. 1,0........ 0,9....... 0,7 ........0,7 ........0,7
01............. 2,5 ........1,8....... 1,6........ 1,0........ 1,0

02............. 3,5........ 2,6....... 2,1........ 1,8........ 2,1
03............. 5,2 ........4,6 .......4,2 ........3,5 ........3,5
04............. 8,0........ 6,7....... 6,0........ 5,2 ........5,2
05 ............10,5........ 8,6 .......7,7 ........7,0........ 7,0
06 ............15,5 .......10,5 ......9,1........10,5...... 10,5



I.D .Inside Diameter satuan inchi. = 1 inchi = 25,4 

manifold Gauge


Pressure Gauge standard untuk sistem pendingin selain terdapat skala tekanan, juga terdapat skala temperatur-nya. Yaitu hubungan antara tekanan dengan temperatur-nya. 

Pada umumnya kita mengetahui bahwa titik didih air adalah 100 deg. Celcius. Tetapi sebenarnya air juga bisa mendidih pada temperatur 25 deg. Celcius atau pada titik temperatur yg lainnya mis. 45 deg.C.
Jadi titik didih air yg 100 deg.C itu adalah ketika tekanan yg bekerja pada air sebesar 1 atmosfir. Jika tekanan kita buat menjadi 2 atmosfir misalnya, maka air akan mulai mendidih pada temperatur yg lebih tinggi, yaitu 120 deg.C. Begitu juga sebaliknya apabila tekanan yg bekerja pada air tersebut dibawah 1 atmosfir maka titik didih air akan dibawah 100 deg.C.

Jadi titik didih suatu zat akan dipengaruhi oleh besarnya tekanan yg bekerja pada zat tersebut.

Air adalah refrigerant juga. Dalam sistem pendingin, air dipakai sebagai refrigerant tingkat kedua (secondary refrigerant). Biasanya digunakan pada Chiller system.

Seperti halnya refrigerant yg lebih umum dikenal seperti R-22, R134a, R404A atau yg lainnya, air juga memiliki kode refrigeran yaitu R-718.

Pressure gauge seperti di bawah ini adalah Pressure Gauge standard untuk sistem pendingin






Siklus Refrigerasi




Penjelasan Siklus Refrigerasi:

A-B : Un-useful superheat (kenaikan temperatur yg menambah beban kompresor) Sebisa mungkin dihindari kontak langsung antara pipa dan udara sekitarnya dgn cara menginsulasi pipa suction.

B-C : proses kompresi (gas refrigerant bertekanan dan temperatur rendah dinaikkan tekanannya sehingga temperaturnya lebih tinggi dari media pendingin di kondenser. Pada proses kompresi ini refrigerant mengalami superheat yg sangat tinggi.

C-D : Proses de-superheating (temperatur refrigerant mengalami pemurunan, tetapi tdk mengalami perubahan wujud, refrigerant masih dalam bentuk gas)

D-E : Proses kondensasi (terjadi perubahan wujud refrigerant dari gas menjadi cair tanpa merubah temperaturnya.

E-F : Proses sub-cooling di kondenser ( refrigerant yg sudah dalam bentuk cair masih membuang kalor ke udara sekitar sehingga mengalami penurunan temperatur). Sangat berguna untuk memastikan refrigerant dalam keadaan cair sempurna.

F-G : Proses sub-cooling di pipa liquid (Refrigerant cair masih mengalami penurunan temperatur karena temperaturnya masih diatas temperatur udara sekitar). Pipa liquid line tdk diinsulasi, agar terjadi perpindahan kalor ke udara, tujuannya untuk menambah kapasitas refrigerasi. (Note: dalam beberapa kasus ..pipa liquid harus diinsulasi...nanti dijelaskan dalam pembahasan khusus)

G-H : Proses ekspansi/penurunan tekanan (Refrigerant dalam bentuk cair diturunkan tekanannya sehingga temperatur saturasinya berada dibawah temperatur ruangan yg didinginkan, tujuannya agar refrigerant cair mudah menguap di evaporator dgn cara menyerap kalor dari udara yg dilewatkan ke evaporator)
Terjadi perubahan wujud refrigerant dari cair menjadi bubble gas sekitar 23% karena penurunan tekanan ini. Jadi refrigerant yg keluar dari katup ekspansi / masuk ke Evaporator dalam bentuk campuran sekitar 77% cairan dan 23% bubble gas.

H-I : Proses evaporasi (refrigerant yg bertemperatur rendah menyerap kalor dari udara yg dilewatkan ke evaporator. Terjadi perubahan wujud refrigerant dari cair menjadi gas. Terjadi juga penurunan temperatur udara keluar dari evaporator karena kalor dari udara diserap oleh refrigerant)

I-A : Proses superheat di evaporator: Gas refrigerant bertemperatur rendah masih menyerap kalor dari udara karena temperaturnya yg masih dibawah temperatur udara. Temperatur refrigerant mengalami kenaikan). Superheat ini berguna untuk memastikan refrigerant dalam bentuk gas sempurna sebelum masuk ke Kompresor.

Entri Populer